Genteng - Dalam Fase Ramadan, hari ke 11 artinya kita memasuki fase kedua di mana akan dilimpahi oleh Maghfirah Allah SWT. Nah, buat kalian yang hari ini masih terus bertahan dalam menjaga ibadahnya dan bahkan berusaha untuk terus meningkatkan kualitas, maka selamat, In Shaa Allah kita mendapatkan Maghfiroh-Nya sehingga setelah Idul Fitri kita akan menjadi suci kembali. Amin.
Senja Ramadan 2025 Hari 11: Keutamaan Tahajud
Masih melanjutkan tentang kajian dari Dr. Muhammad Endy Fadlulah. M.Fil.I tentang ramadan. Kita akan menyoroti tentang 3 pokok penting yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas beribadah di bulan suci ini.Sholat
Menutur kajian Dr. Endy, tiga faktor utama yang perlu menjadi prioritas kita dalam beribadah di bulan suci ini adalah sholat, dzikir dan sedekah. Rasulullah bersabda:مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ Artinya: “Jika seorang hamba Allah SWT salat 12 rakaat (sunah) setiap hari, sebelum dan setelah salat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga.” (HR Muslim).
Jika biasanya sebelum ramadan kita menjalankan sholat fardhu saja, maka kita dianjurkan untuk meningkatkan kuantitas sholat kita dengan melaksanakan sholat sunnah rawatib. 1 Sholat ini berfungsi untuk melengkapi dan menyokong ibadah wajib. Bisa dikatakan sholat rawatib merupakan sholat “semi wajib” yang prioritasnya langsung di bawah sholat fardhu.
Meski begitu, sholat rawatib tidak bisa menggantikan sholat fardhu yang pernah kita tinggalkan di masa lalu. Jadi, bila di masa lalu kita bukan orang yang rajin sholat maka kita harus mengqada’nya, bukan menggantinya dengan sholat sunah lainnya.
Kita sering kali salah memahami dan berpikir bahwa sholat tarawih dan tahajud adalah sunah yang diutamakan setelah sholat fadhu, padahal prioritasnya adalah di bawah sholat sunah rawatib. Nah, momen puasa ini, diharapkan kita semua mampu untuk meningkatkan kuantitas dengan menjadikan sholat rawatib menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Salat sunah rawatib merupakan ibadah yang dianjurkan untuk melengkapi salat fardu, terdiri dari dua belas rakaat: dua rakaat sebelum Subuh, empat rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat setelah Zuhur, dua rakaat setelah Magrib, dan dua rakaat setelah Isya. Jika waktu terbatas, salat sebelum Zuhur dapat dilakukan hanya dua rakaat. Keutamaan bagi siapa saja yang istiqamah menjalankannya sangat besar, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Ummu Habibah:
مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِArtinya: “Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 rakaat, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim, no. 728). i
Selain shalat sunah rawatib terdapat juga shalat sunnah di antaranya ada shalat di antara azan dan iqomah, shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat tarawih, shalat tahajud dan shalat witir. ii
Apabila sebelum ramadan kita memang sudah melaksanakannya maka di momen ramadan kali ini marilah kita memurnikan niat lillahi ta’ala serta meningkatkan kualitas khusyuknya.
Dzikir
Berinteraksi dengan Al-Qur’an adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ karena mendatangkan banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Terlebih di bulan Ramadan, amalan ini memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satu cara untuk memperbanyak interaksi dengan Al-Qur’an adalah dengan membacanya (qiraah).Agar lebih mudah mengkhatamkan tiga puluh juz dalam sebulan, bisa diterapkan strategi membagi satu juz per hari, lalu membaginya lagi ke dalam lima waktu salat, sebelum dan sesudahnya. Jika dilakukan dengan konsisten, insyaallah di akhir Ramadan akan berhasil menyelesaikan tiga puluh juz Al-Qur’an.
Selain membaca, mengkaji Al-Qur’an (tilawah) juga memiliki keutamaan besar. Saat bertilawah, rahmat Allah terbuka lebar, doa lebih cepat dikabulkan, dan istighfar lebih mudah diampuni. Tilawah tidak hanya sekadar membaca ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi juga memahami dan menghayati maknanya agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang rutin bertilawah akan merasakan ketenangan dalam jiwanya, karena setiap ayat yang dibaca membawa keberkahan dan petunjuk dari Allah.
Perlu diingat bahwa dzikir tidak terbatas pada mengucapkan kalimat tauhid dan istighfar saja, tetapi juga mencakup membaca dan mentadaburi Al-Qur’an. Setiap ayat yang direnungkan dengan hati yang khusyuk merupakan bentuk dzikir yang mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama di bulan Ramadan, kita tidak hanya memperoleh pahala, tetapi juga mendapatkan petunjuk dan ketenangan yang sejati.
Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menggambarkan bagaimana Rasulullah ﷺ menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk memperbanyak sedekah dan berbagi dengan sesama. Ini menjadi teladan bagi kita bahwa bulan Ramadan bukan hanya waktu untuk meningkatkan ibadah pribadi, tetapi juga untuk memperbanyak kepedulian terhadap orang lain.
Dalam hadis Ibnu Abbas r.a. disebutkan:
Selain membaca, mengkaji Al-Qur’an (tilawah) juga memiliki keutamaan besar. Saat bertilawah, rahmat Allah terbuka lebar, doa lebih cepat dikabulkan, dan istighfar lebih mudah diampuni. Tilawah tidak hanya sekadar membaca ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi juga memahami dan menghayati maknanya agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang rutin bertilawah akan merasakan ketenangan dalam jiwanya, karena setiap ayat yang dibaca membawa keberkahan dan petunjuk dari Allah.
Perlu diingat bahwa dzikir tidak terbatas pada mengucapkan kalimat tauhid dan istighfar saja, tetapi juga mencakup membaca dan mentadaburi Al-Qur’an. Setiap ayat yang direnungkan dengan hati yang khusyuk merupakan bentuk dzikir yang mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama di bulan Ramadan, kita tidak hanya memperoleh pahala, tetapi juga mendapatkan petunjuk dan ketenangan yang sejati.
Sedekah
Rasulullah ﷺ dikenal sebagai manusia paling dermawan, dan kedermawanannya semakin meningkat di bulan Ramadan, terutama ketika beliau bertemu dengan Malaikat Jibril setiap malam untuk mempelajari Al-Qur’an.Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menggambarkan bagaimana Rasulullah ﷺ menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk memperbanyak sedekah dan berbagi dengan sesama. Ini menjadi teladan bagi kita bahwa bulan Ramadan bukan hanya waktu untuk meningkatkan ibadah pribadi, tetapi juga untuk memperbanyak kepedulian terhadap orang lain.
Dalam hadis Ibnu Abbas r.a. disebutkan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَArtinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadan ketika bertemu dengan malaikat Jibril, dan Jibril menemui beliau di setiap malam bulan Ramadan untuk mudarosah (mempelajari) Al-Qur’an” (HR. Al-Bukhari).
Keutamaan infak dan sedekah di bulan Ramadan sangat besar. Setiap amal kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan hingga 700 kali lipat dikali sepuluh. Oleh karena itu, ada baiknya kita mempersiapkan anggaran untuk infak sebelum Ramadan agar bisa bersedekah dengan maksimal.
Sedekah juga tidak harus dalam bentuk uang; bisa berupa makanan berbuka puasa, pakaian, atau bantuan lainnya yang bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa siapa pun yang memberi makan orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًاArtinya: “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192, Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini sahih). iii
Selain itu, sedekah bukan hanya tentang memberi materi, tetapi juga bisa berupa tenaga, ilmu, dan bahkan senyuman yang tulus. Dalam Islam, berbagi dan membantu sesama adalah bagian dari ibadah yang memperkuat ukhuwah dan menumbuhkan keberkahan dalam hidup.
Ramadan adalah waktu terbaik untuk melatih diri menjadi pribadi yang lebih peduli dan dermawan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Mari manfaatkan bulan suci ini untuk memperbanyak sedekah, baik dalam bentuk harta, kebaikan, maupun doa untuk sesama.
Sholat Tahajud
Salat tahajud adalah salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Salat ini dilakukan pada sepertiga malam terakhir setelah tidur, sebelum masuk waktu subuh. Waktu terbaik untuk melaksanakannya adalah di sepertiga malam terakhir, yakni sekitar pukul 01.00 hingga sebelum adzan subuh. Ini adalah waktu di mana Allah SWT turun ke langit dunia dan mengabulkan doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Sholat Tahajud
Salat tahajud adalah salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Salat ini dilakukan pada sepertiga malam terakhir setelah tidur, sebelum masuk waktu subuh. Waktu terbaik untuk melaksanakannya adalah di sepertiga malam terakhir, yakni sekitar pukul 01.00 hingga sebelum adzan subuh. Ini adalah waktu di mana Allah SWT turun ke langit dunia dan mengabulkan doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam beribadah.
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ“Tuhan kita yang Maha Agung dan Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika telah tersisa sepertiga malam terakhir. Ia berfirman: Siapakah yang berdoa kepadaku, maka aku akan mengabulkannya, Siapa yang meminta kepadaku, maka aku akan memberikannya. Siapa yang memohon ampun kepadaku maka akan Aku ampuni. (HR. Bukhari-Muslim) iv
Keutamaan salat tahajud sangatlah besar. Allah SWT memuji hamba-hamba-Nya yang senantiasa bangun di malam hari untuk beribadah dalam firman-Nya:
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra: 79).
Dari ayat ini, kita bisa memahami bahwa tahajud bukan hanya sekadar ibadah sunah, tetapi juga merupakan jalan menuju kemuliaan dan keberkahan hidup. Rasulullah ﷺ sendiri tidak pernah meninggalkan tahajud dan mengajarkan umatnya untuk menjadikannya kebiasaan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain menjadi bentuk ibadah yang istimewa, salat tahajud juga memiliki manfaat luar biasa bagi kehidupan seseorang. Dari segi spiritual, tahajud mendekatkan hati kepada Allah, memperkuat iman, serta menenangkan jiwa dari berbagai keresahan dunia. Dari segi psikologis, tahajud memberikan ketenangan batin, mengurangi stres, dan meningkatkan kebahagiaan karena beribadah di waktu yang penuh keberkahan. Bahkan, secara fisik, bangun malam untuk salat tahajud dapat membantu meningkatkan disiplin diri dan memperbaiki pola tidur.
Salat tahajud juga memiliki manfaat sosial, karena doa yang dipanjatkan di sepertiga malam terakhir diyakini lebih mustajab. Banyak ulama dan orang-orang saleh yang meraih kesuksesan berkat kebiasaan tahajud mereka.
Oleh karena itu, siapa pun yang ingin mendapatkan ketenangan, keberkahan, serta pertolongan Allah dalam segala urusan, hendaknya menjadikan tahajud sebagai bagian dari rutinitasnya. Meskipun awalnya terasa berat, dengan niat yang kuat dan latihan yang konsisten, tahajud bisa menjadi kebiasaan yang membawa perubahan besar dalam kehidupan seseorang.
Referensi:
Referensi:
- 1 Shalat sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang dikerjakan sebelum atau sesudah sholat fardhu.
- i Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan. Tiga Amalan Pokok Di Bulan Suci Ramadhan. 2024
- ii Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan. Tiga Amalan Pokok Di Bulan Suci Ramadhan. 2024
- iii Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan. Tiga Amalan Pokok Di Bulan Suci Ramadhan. 2024 Diakses pada 10 Maret 2025 dari https://perpustakaan.uad.ac.id/tiga-amalan-pokok-di-bulan-suci-ramadhan/
- iv Abdul Wahab Ahmad. Makna ‘Allah Turun ke Langit Dunia di Sepertiga Malam Terakhir’. 2018. Diakses pada 10 Maret 2025 dari https://nu.or.id/ilmu-tauhid/makna-allah-turun-ke-langit-dunia-di-sepertiga-malam-terakhir-Uztgq
0 Comments