Senja Ramadan 2025 Hari 19 : Pentingnya Belajar Al-Qur’an dalam Perspektif Keilmuan dan Peradaban

Genteng - Hari ini admin website ingin memberikan informasi bahwasannya Instagram dan Facebook Masjid Besar Baiturrahman yang selama ini digunakan untuk live streaming sudah tidak ada, alias dihack oleh orang lain. Hal ini menyebabkan admin kesulitan mendapatkan materi untuk membuat artikel pada hari ini.

Meski begitu, topik Senja Ramadan Hari 19 yang disampaikan oleh Ustadz Achmad Afandi tidak jauh berbeda dengan topik di Hari 18, Pentingnya Membaca Al Quran dengan Tartil. Itulah sebabnya, admin membuat artikel--masih dengan tema yang sama--namun dari sudut pandang yang berbeda. Semoga artikel ini bisa melengkapi penjelasan yang kemarin.

Senja Ramadan 2025 Hari 19 : Pentingnya Belajar Al-Qur’an dalam Perspektif Keilmuan dan Peradaban

Hari sebelumnya, Ustadz Achmad Afandi menyoroti bahwa Al-Qur’an tidak hanya sekadar kitab suci yang dibaca dan dihafalkan, tetapi juga merupakan sumber ilmu yang menjadi dasar bagi kemajuan peradaban Islam. 

Sejarah telah mencatat bahwa berbagai cabang ilmu, mulai dari sains, kedokteran, hingga filsafat, berkembang berkat dorongan dari ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, belajar Al-Qur’an tidak hanya penting dari aspek ibadah, tetapi juga dari perspektif pengembangan intelektual dan peradaban manusia.

Perspektif Islam

Dalam dunia pendidikan Islam, Al-Qur’an berperan sebagai inspirasi dalam pembentukan karakter dan pola pikir. Ajaran Al-Qur’an mengajarkan umat Muslim untuk senantiasa berpikir kritis, mencari ilmu, dan mengembangkan diri. 

Firman Allah dalam Surah Al-‘Alaq ayat 1-5 menegaskan pentingnya membaca dan menuntut ilmu. Dalam konteks ini, belajar Al-Qur’an bukan hanya sebatas memahami tajwid dan makna ayat, tetapi juga menggali hikmah serta nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dari sudut pandang sejarah, kejayaan peradaban Islam pada masa keemasan tidak lepas dari semangat keilmuan yang didorong oleh Al-Qur’an. Ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Farabi adalah contoh bagaimana ajaran Al-Qur’an tentang pencarian ilmu diterapkan dalam kehidupan nyata. Mereka menggali ilmu dengan semangat yang tinggi karena memahami bahwa belajar adalah bagian dari ibadah.

Perspektif Linguistik

Dalam bidang linguistik, Al-Qur’an memiliki peran besar dalam perkembangan bahasa Arab sebagai bahasa ilmu dan komunikasi. Pembelajaran Al-Qur’an membantu seseorang memahami struktur bahasa Arab dengan lebih baik, yang pada akhirnya juga berdampak pada pemahaman berbagai teks klasik Islam serta literatur Arab secara umum. Ini menunjukkan bahwa mempelajari Al-Qur’an memiliki dampak yang luas dalam bidang akademik dan kebudayaan.

Tidak hanya itu saja, Al Qur'an memberikan pemahaman terhadap struktur gramatikal bahasa Arab, serta memiliki pengaruh yang besar dalam retorika dan seni berbahasa. Gaya bahasa dalam Al-Qur’an yang kaya akan majas, ritme, dan susunan kata yang indah menjadi inspirasi bagi para penyair, sastrawan, dan penulis di dunia Islam. Banyak karya sastra Arab klasik yang mengambil referensi dari gaya bahasa Al-Qur’an, menjadikannya sebagai model utama dalam penulisan dan penyampaian pesan secara efektif

Selain itu, Al-Qur’an juga berkontribusi dalam pembentukan standar bahasa Arab baku (Fusha) yang digunakan dalam komunikasi formal dan akademik. Dengan mempelajari Al-Qur’an, seseorang tidak hanya memperoleh pengetahuan agama tetapi juga keterampilan berbahasa yang baik dan benar. Hal ini sangat penting dalam memahami berbagai literatur keislaman serta memperkuat identitas budaya dan komunikasi dalam dunia Islam.

Perspektif Psikologi

Dari sisi psikologis, belajar Al-Qur’an dapat memberikan ketenangan jiwa dan meningkatkan kualitas hidup. Penelitian menunjukkan bahwa membaca dan menghafal Al-Qur’an bisa menenangkan pikiran serta mengurangi stres. Hal ini berkaitan dengan konsep dzikir dalam Islam, di mana mengingat Allah melalui ayat-ayat-Nya dapat memberikan rasa damai dan ketenangan batin.  

Belajar Al-Qur’an juga melatih konsentrasi dan daya ingat kita. Proses menghafal ayat-ayatnya melibatkan kerja otak yang kompleks, sehingga membantu meningkatkan kemampuan berpikir sistematis dan mengingat informasi dengan lebih baik. Manfaat ini sangat berguna, terutama bagi anak-anak dan pelajar, karena dapat mendukung proses belajar mereka secara keseluruhan.  

Lebih dari itu, memahami Al-Qur’an juga dapat meningkatkan kecerdasan emosional. [Stephani Raihana Hamdan, KECERDASAN EMOSIONAL DALAM AL-QUR’AN - SCHEMA - Journal of Psychological Research, Hal. 35-45,Volume 3, No.1, Mei 2017, Unisba] Ayat-ayatnya mengajarkan cara mengendalikan emosi, melatih kesabaran, serta menumbuhkan empati terhadap orang lain. Dengan demikian, belajar Al-Qur’an tidak hanya membantu dalam aspek intelektual tetapi juga dalam keseimbangan emosional, yang penting untuk kehidupan sosial dan profesional.

Era Digital

Dalam era digital saat ini, belajar Al-Qur’an menjadi semakin mudah dengan hadirnya teknologi. Aplikasi, website, dan platform daring memungkinkan umat Muslim untuk belajar kapan saja dan di mana saja. 

Namun, tantangannya adalah bagaimana memastikan bahwa pembelajaran tetap dilakukan dengan metode yang benar dan sesuai dengan tuntunan para ulama. Oleh karena itu, meskipun teknologi menawarkan kemudahan, peran guru dan komunitas tetap menjadi faktor penting dalam pembelajaran Al-Qur’an.

Belajar Al-Qur’an juga menjadi modal utama dalam membangun karakter individu dan masyarakat yang lebih baik. Nilai-nilai kejujuran, disiplin, kasih sayang, serta tanggung jawab sosial yang diajarkan dalam Al-Qur’an sangat relevan dalam kehidupan modern. Dengan memahami dan mengamalkan Al-Qur’an, seseorang akan memiliki landasan moral yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Sebagai kesimpulan, belajar Al-Qur’an bukan hanya kewajiban ibadah, tetapi juga merupakan kunci bagi pengembangan ilmu, peradaban, dan karakter manusia. 

Dalam dunia yang terus berkembang, pemahaman terhadap Al-Qur’an dapat menjadi pedoman yang kuat dalam menjalani kehidupan serta berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, belajar Al-Qur’an harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, baik dari aspek bacaan, pemahaman, maupun pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.