Memasuki 10 hari terakhir, tepatnaya 26 Ramadan 1446 H, Senja Ramadan diisi kembali oleh Ustadz Ulul Absor dengan kejian tentang esensi kesucian dan bab sholat. Jika sebelumnya beliau membahas tentang wudhu, maka hari ini beliau fokus membahas tentang menyucikan diri dari hadas besar. Berikut ulasan lengkapnya
Senja Ramadan 2024 Hari 26: Memahami Esensi Kesucian dan Hikmah Sholat dalam Kehidupan Muslim
Dalam Islam, kebersihan dan kesucian memiliki peran sentral dalam ibadah. Salah satu hal yang sering dibahas dalam fikih adalah perbedaan antara hadas besar dan hadas kecil, serta bagaimana keduanya mempengaruhi keabsahan ibadah seorang Muslim.
Dua aspek yang sering menjadi perbincangan adalah keluarnya mani yang menyebabkan hadas besar dan status seorang Muslim yang tidak melaksanakan sholat dibandingkan dengan orang non-Muslim.
Selain itu, ada beberapa dimensi lain dari sholat yang perlu dipahami, seperti manfaatnya bagi kesehatan fisik dan mental, fleksibilitasnya dalam kondisi tertentu, serta pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan produktivitas.
Dimensi Psikologis dalam Sholat
![]() |
Gus Ulul Absor Membahas bab tentang Kesucian dan Sholat |
Sholat bukan sekadar ritual ibadah, tetapi juga memiliki efek psikologis yang signifikan bagi individu yang melaksanakannya. Ketika seseorang berdiri dalam sholat, ia memasuki kondisi ketenangan dan refleksi diri. Gerakan dan bacaan dalam sholat membantu menenangkan pikiran, mengurangi stres, serta memberikan ketentraman batin. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa aktivitas berulang seperti sholat dapat menstabilkan detak jantung dan menurunkan kadar hormon stres, seperti kortisol.
Lebih dari itu, sholat memberikan ruang bagi individu untuk merenungkan hidup, meminta ampunan, serta memperkuat hubungan dengan Allah. Dalam kehidupan yang penuh tekanan, sholat menjadi tempat perlindungan spiritual yang dapat menghindarkan seseorang dari kecemasan berlebihan dan ketidakseimbangan emosional.
Lebih dari sekadar kewajiban, sholat merupakan ruang dialog pribadi antara manusia dan Sang Pencipta. Setiap bacaan dan gerakan di dalamnya mengandung makna penghambaan yang mendalam, mencerminkan kesadaran seorang Muslim akan kebesaran Allah dan ketergantungannya kepada-Nya.
Dalam keheningan sholat, seorang hamba dapat mencurahkan isi hatinya, menyampaikan syukur atas nikmat yang diterima, memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan, serta berdoa untuk kebaikan di dunia dan akhirat. Ini menunjukkan bahwa sholat tidak hanya membentuk keterikatan spiritual, tetapi juga menjadi cara bagi manusia untuk terus berhubungan dengan Allah dalam berbagai keadaan, baik dalam suka maupun duka.
Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw bersabda, “keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa” [HR. Muslim, hadis no. 313].
Dalam sujud yang paling rendah, seorang hamba justru berada dalam posisi paling dekat dengan Allah. Ini menunjukkan bahwa sholat tidak hanya membangun relasi formal antara manusia dan Sang Pencipta, tetapi juga memberikan ruang ekspresi yang penuh kasih dan kedekatan spiritual, tentu dalam batasan adab dan tata cara yang telah diajarkan.
Selain itu, sholat memberikan ruang bagi manusia untuk melepaskan beban emosional yang mungkin sulit disampaikan kepada sesama. Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal yang membebani pikiran dan hati, mulai dari kesulitan ekonomi, tekanan sosial, hingga perasaan kehilangan. Sholat menjadi tempat di mana seorang Muslim dapat mengurai kegundahan tersebut tanpa perlu merasa takut dihakimi atau ditolak.
Ketika seorang hamba berdiri, rukuk, dan sujud dalam kekhusyukan, ia sesungguhnya sedang membebaskan diri dari belenggu kecemasan, menemukan ketenangan, dan meneguhkan kepercayaan bahwa setiap permasalahan memiliki jalan keluarnya. Dengan demikian, sholat bukan hanya sekadar kewajiban ibadah, tetapi juga terapi spiritual yang menyelaraskan hati, pikiran, dan jiwa.
Hikmah Gerakan Sholat dari Perspektif Kesehatan
Setiap gerakan dalam sholat memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Rukuk, misalnya, membantu meregangkan tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas tubuh. Sujud meningkatkan aliran darah ke otak, yang dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif. Berdiri tegak dalam sholat juga dapat membantu menjaga postur tubuh yang baik dan mengurangi ketegangan otot.
Penelitian juga menunjukkan bahwa gerakan sholat dapat berfungsi sebagai bentuk latihan ringan yang dapat meningkatkan sirkulasi darah, memperkuat otot, serta membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Dengan demikian, sholat bukan hanya memiliki manfaat spiritual, tetapi juga memberikan manfaat fisik yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
Sholat dalam Kondisi Darurat (Sholat di Medan Perang, di Pesawat, atau dalam Keadaan Sakit)
Islam memberikan fleksibilitas dalam pelaksanaan sholat, terutama dalam situasi darurat. Seorang Muslim yang sedang dalam perjalanan jauh diperbolehkan menjamak dan mengqashar sholatnya agar lebih mudah dilaksanakan. Jika seseorang sakit dan tidak mampu berdiri, ia diperbolehkan sholat dalam posisi duduk atau bahkan berbaring.
Di medan perang, terdapat tata cara khusus dalam melaksanakan sholat dengan formasi tertentu agar para prajurit tetap dapat berjaga sekaligus menjalankan kewajiban ibadah. Bahkan dalam kondisi ekstrem seperti di luar angkasa, ulama telah membahas cara menghadap kiblat, menentukan waktu sholat, dan pelaksanaan sholat dalam gravitasi nol. Semua ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kemudahan tanpa mengurangi esensi ibadah itu sendiri.
Pengaruh Sholat terhadap Produktivitas
Salah satu manfaat sholat yang sering diabaikan adalah dampaknya terhadap produktivitas seseorang. Sholat mengajarkan disiplin waktu, karena seorang Muslim harus beribadah dalam jadwal yang telah ditentukan. Kebiasaan ini secara tidak langsung melatih kedisiplinan dan manajemen waktu yang baik.
Selain itu, sholat juga dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi. Dalam dunia kerja atau pendidikan, seseorang yang terbiasa sholat dengan khusyuk akan memiliki kemampuan untuk fokus lebih lama dalam pekerjaannya. Ini karena sholat mengajarkan kita untuk mengontrol pikiran dan mengarahkan perhatian hanya kepada Allah, keterampilan yang juga sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Kesucian Dalam Sholat
Selain manfaat kesehatan, fleksibilitas dalam pelaksanaan sholat menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang memberikan kemudahan bagi pemeluknya. Dalam kondisi darurat seperti sakit atau bepergian, Islam memperbolehkan seseorang untuk menyesuaikan cara sholatnya sesuai dengan keadaan. Jika seseorang tidak mampu berdiri, ia dapat sholat sambil duduk atau bahkan berbaring.
Demikian pula, dalam perjalanan jauh, seorang Muslim diperbolehkan menjamak dan mengqashar sholatnya agar tidak memberatkan. Bahkan dalam situasi ekstrem, seperti di medan perang atau di luar angkasa, tata cara sholat tetap dapat dilakukan dengan adaptasi tertentu. Ini menunjukkan bahwa sholat bukanlah ritual yang kaku, tetapi ibadah yang fleksibel, yang tetap dapat ditegakkan dalam berbagai keadaan tanpa mengurangi esensinya.
Hadas Besar
Salah satu hal yang menyebabkan hadas besar dalam Islam adalah keluarnya mani, baik dalam kondisi sadar maupun saat tidur (mimpi basah). Dalam banyak referensi fikih, keluarnya mani bukan hanya membatalkan wudhu, tetapi juga mewajibkan seseorang untuk melakukan mandi junub sebelum ia bisa melaksanakan sholat. Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ
"Sesungguhnya air (mandi) itu disebabkan air (keluarnya mani)."
Hadis ini menegaskan bahwa mandi junub menjadi wajib ketika seseorang mengalami ejakulasi, baik dalam keadaan sadar maupun saat tidur. Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anha, Ummu Sulaim Radhiyallahu anha, bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi jika mimpi bersetubuh?" Beliau menjawab, "Ya, jika dia melihat air."
Hal ini menunjukkan bahwa kewajiban mandi junub berlaku bagi laki-laki maupun perempuan jika terdapat tanda keluarnya mani. Namun, dalam keadaan terjaga, keluarnya mani disyaratkan harus disertai syahwat, sedangkan dalam keadaan tidur tidak disyaratkan demikian. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا حَذَفَتِ الْمَاءَ فَاغْتَسِلْ مِنَ الْجَنَابَةِ, فَإِذَا لَمْ تَكُنْ حَاذِفًا فَلاَ تَغْتَسِلْ
"Jika engkau memancarkan air (mani), maka mandilah karena junub. Jika tidak memancarkannya, maka engkau tidak wajib mandi."
Asy-Syaukani menjelaskan bahwa memancarkan di sini berarti melontarkan, yang hanya terjadi jika disebabkan oleh syahwat. Karena itu, jika mani keluar karena faktor lain seperti sakit atau hawa dingin, maka tidak diwajibkan mandi junub. Dalam kasus seseorang yang mendapati bekas air mani namun tidak ingat apakah ia mengalami mimpi basah, ia tetap wajib mandi.
Hal ini didasarkan pada hadis dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang seseorang yang menemukan bekas air mani tanpa ingat mimpi bersetubuh. Beliau menjawab, "Dia wajib mandi." Namun, jika seseorang bermimpi bersetubuh tetapi tidak menemukan bekas air mani, maka ia tidak wajib mandi.
Hadis-hadis ini menunjukkan betapa Islam memiliki aturan yang jelas mengenai kesucian dalam beribadah, memberikan tuntunan yang mendetail bagi umat Muslim dalam menjaga kebersihan diri sebelum melaksanakan sholat.
Namun, yang jarang dibahas adalah perbedaan antara keluarnya mani dan madzi. Madzi adalah cairan bening yang keluar akibat rangsangan tanpa disertai orgasme, sementara mani keluar dengan dorongan kuat dan menyebabkan rasa lemas. Para ulama sepakat bahwa keluarnya mani mewajibkan mandi junub, tetapi keluarnya madzi hanya membatalkan wudhu.
Hal ini penting dipahami karena banyak orang sering kali keliru membedakan keduanya, sehingga ada yang mandi junub padahal cukup berwudhu, atau sebaliknya, tetap sholat tanpa menyadari bahwa mereka harus mandi terlebih dahulu.
Dimensi Psikologis dan Medis dalam Hadas Besar
Kewajiban mandi junub setelah keluarnya mani juga memiliki dimensi kesehatan yang jarang dibahas. Dari perspektif medis, mandi setelah ejakulasi membantu membersihkan tubuh dari bakteri dan menjaga kesehatan organ reproduksi. Islam, sebagai agama yang selaras dengan ilmu pengetahuan, sebenarnya telah memberikan panduan kebersihan yang tidak hanya bersifat spiritual tetapi juga bermanfaat secara fisik.
Selain itu, dari segi psikologis, mandi junub juga memiliki efek penyegaran mental. Bagi seseorang yang mengalami mimpi basah, mandi junub dapat menjadi simbol pembaruan diri, menghilangkan rasa malas, dan membantu meningkatkan energi untuk kembali beribadah dengan penuh kesadaran. Inilah salah satu hikmah di balik aturan fikih yang sering kali hanya dipandang sebagai kewajiban tanpa memahami makna yang lebih dalam.
Pentingnya Sholat Bagi Seorang Muslim
Poin berikutnya yang penting untuk dibahas adalah status seorang Muslim yang tidak melaksanakan sholat dibandingkan dengan orang non-Muslim. Dalam beberapa riwayat, meninggalkan sholat disebut sebagai tindakan yang dapat membawa seseorang mendekati kekafiran.
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah mengenai shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia kafir.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah dengan sanad yang shahih dari Buraidah Al Aslami)
Namun, ada perbedaan penting yang perlu dipahami. Orang non-Muslim tidak memiliki kewajiban sholat karena mereka belum menerima Islam sebagai agamanya. Sementara itu, seorang Muslim yang meninggalkan sholat berarti ia meninggalkan kewajiban yang sudah dibebankan kepadanya.
Dari perspektif hukum Islam, seseorang yang lahir sebagai Muslim memiliki tanggung jawab untuk menjalankan perintah agama, sementara non-Muslim tidak dibebani dengan kewajiban tersebut sebelum mereka menerima Islam.
Sholat bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana pembentukan karakter, kebersihan fisik dan spiritual, serta alat peningkatan kualitas hidup. Dengan memahami berbagai aspek sholat, seorang Muslim dapat menjalankannya dengan lebih khusyuk dan menyadari betapa besar hikmah yang terkandung di dalamnya.
0 Comments